sablon kaos murah di depok



Rp. 85.000,00 Jika anda berminat hubungi WA = 082176446304


Saya mulai mengerjakan pembelian kaos musik sejak masih SMA. Sekarang sudah punya tiga anak,” ujar Reland , di antara tukang koleksi kaos band saat kami temui di Rock Nation, sebuah toko penjual kaos musik/band lokal dan internasional yang beralamat di Jl. Anggrek Garuda, Slipi, Jakarta Barat, Selasa  siang.

Rock Nation diprakarsai Ary Budiman bersama I Nyoman Satriawijaya. Duo ini mulai menyeriusi bisnis penjualan kaos musik sejak 2016 dengan mendirikan perusahaan memiliki nama PT Memorabilia Musik Indonesia.

Reland siang itu sejatinya mau jajan rock. Ini istilah untuk menyebut kebiasaan membelanjakan duit guna dagangan yang berkaitan dengan musik rock. Kaos musik salah satunya.

Niat mengerjakan pembelian barang diurungkannya musabab tak memburu kaos incaran sesuai ukuran badannya. “Saya langganan beli kaos di Rock Nation sejak dua tahun silam,” katanya. Di hadapan Reland berjejer kaos-kaos dari musisi lokal dan mancanegara. 

Mengenakan kaos sah dari band atau musisi merupakanbukti kecintaan dan dukungan untuk keberlangsungan karier sang idola.

Hingga saat ini Reland mengaku jumlah kaos band koleksinya masih berjumlah puluhan. Tak sebanding dengan milik Ary yang saking banyaknya kemudian memenuhi lemari. Oleh sebab itu, Ary berpikir untuk menjual sebagian kaos-kaos miliknya.

Sebagai permulaan Ary menjajakan kaos-kaosnya di media sosial dan forum-forum daring seperti Kaskus.

Merasa potensi bisnis berjualan kaos band punya masa mendatang terang sebab bukan tren sesaat, lahirlah Rock Nation yang mengantongi lisensi sah dari distributor merchandise besar seperti Bravado dan Live Nation Merchandise.

Berbelanja kaos band sah band atau musisi merupakansalah satu teknik menyokong perjalanan karier musisi, selain tentu saja dengan ikut mengerjakan pembelian album asli dan tiket pertunjukan.

Dalam sebanyak contoh, hasil penjualan kaos band tetap dapat menyerahkan benefit guna personel --ataupun kawakan warisnya-- sekalipun band bersangkutan telah bubar.

Beberapa band yang bisa dijadikan contoh, antara lain Nirvana, The Beatles, atau The Grateful Dead. Untuk lingkup nasional, kelompok Puppen dan Homicide pun dapat jadi rujukan. Penjualan aneka merchandise mereka tetap jalan meskipun tak lagi aktif berkarya.

Pemasukan dari hasil menjual album musik semata kini tak bisa lagi diandalkan. Mata pisau yang jadi pemangkasnya merupakan versi unduh gratis alias bajakan dari karya musik mereka.

Bagi hasil dari layanan pengaliran musik juga belum terlalu signifikan, khususnya untuk musisi atau band di kancah sidestream yang belum punya basis massa luas.

Tracy Lauren Marrow alias Ice T, rapper dan produser musik legendaris, dalam salah satu kicaunya melalui akun menulis bahwa seorang seniman hanya menghasilkan sekitar 0,007 sen dari setiap lagunya yang terputar di Spotify.

Pada titik inilah hasil penjualan merchandise menjadi krusial. Terlebih dewasa ini kesadaran untuk mengenakan kaos asli terus meningkat. Para penggemar memafhumi bahwa mengerjakan pembelian kaos bajakan atau berlisensi sah tak membuat musisi idolanya mengantongi duit sepeser pun.

Semisal Reland yang selalu mengerjakan pembelian kaos asli dari penjual yang mengantongi lisensi untuk menjual merchandise band.

“Pernah sih sekali beli kaos The Stone Roses versi bootleg (bajakan,red.) waktu nonton mereka konser di Jakarta, 2013. Itu juga terpaksa karena gue sudah kehabisan kaos aslinya. Dan rasanya memang beda kalau pakai kaos orisinal,” kata Reland beralasan.

Ada kebesaran hati tersendiri ketika versi orisinal kaos band favorit menempel di badan. Sebagian malah menganalogikannya sebagai fashion statement.

“Memakai kaos band seperti sebuah pemberitahuan bahwa lo menyukai band tertentu. Kalau cuma menyimak albumnya kan sulit untuk orang-orang mengetahui lo suka band apa,” ujar Soleh Solihun saat mengunjungi kantor Beritagar.id dalam rangka promosi film Mau Jadi Apa? (21/11/2017).

Mantan wartawan musik yang kini menjadi pemain dan sutradara film tersebut menyatakan punya sekitar 300an koleksi kaos band. Semua tersimpan rapi dalam lemarinya. "Gue enggak ada niat menjual kaos-kaos gue itu," ujarnya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

sablon kaos kostum google chrome maroon

sablon kaos kostum google chrome hijau

sablon kaos kostum google chrome ungu