print baju murah harga




Rp. 85.000,00 Jika anda berminat hubungi WA = 082176446304


Saya mulai melakukan pembelian kaos musik semenjak masih SMA. Sekarang telah punya tiga anak,” ujar Reland (37), salah satu tukang koleksi kaos band ketika kami temui di Rock Nation, suatu toko penjaja kaos musik/band lokal dan internasional yang beralamat di Jl. Anggrek Garuda, Slipi, Jakarta Barat, Selasa (3/7/2018) siang.

Rock Nation diprakarsai Ary Budiman bareng I Nyoman Satriawijaya. Duo ini mulai menyeriusi bisnis penjualan kaos musik semenjak 2016 dengan menegakkan perusahaan mempunyai nama PT Memorabilia Musik Indonesia.

Reland siang tersebut sejatinya inginkan jajan rock. Ini istilah guna menyebut kelaziman membelanjakan uang guna barang-barang yang sehubungan dengan musik rock. Kaos musik salah satunya.

Niat melakukan pembelian barang diurungkannya musabab tak mengejar kaos incaran cocok ukuran badannya. “Saya langganan beli kaos di Rock Nation semenjak dua tahun silam,” katanya. Di hadapan Reland berjejer kaos-kaos dari musisi lokal dan mancanegara. Harganya bervarisasi antara Rp160 ribu sampai Rp350 ribu.

Mengenakan kaos sah dari band atau musisi adalahbukti kerinduan dan sokongan untuk keberlangsungan karier sang idola.

Hingga ketika ini Reland menyatakan jumlah kaos band koleksinya masih berjumlah puluhan. Tak seimbang dengan kepunyaan Ary yang saking banyaknya lantas memenuhi lemari. Oleh karena itu, Ary beranggapan untuk memasarkan sebagian kaos-kaos miliknya.

Sebagai permulaan Ary menjajakan kaos-kaosnya di media sosial dan forum-forum daring laksana Kaskus.

Merasa potensi bisnis berjualan kaos band punya masa depan terang karena bukan tren sesaat, lahirlah Rock Nation yang mengantongi lisensi sah dari penyalur merchandise besar laksana Bravado dan Live Nation Merchandise.

Berbelanja kaos band sah band atau musisi adalahsalah satu teknik mendukung perjalanan karier musisi, selain pasti saja dengan ikut melakukan pembelian album pribumi dan tiket pertunjukan.

Dalam sejumlah contoh, hasil penjualan kaos band tetap dapat memberikan benefit untuk personel --ataupun berpengalaman warisnya-- sekalipun band bersangkutan sudah bubar.

Beberapa band yang dapat dijadikan contoh, antara beda Nirvana, The Beatles, atau The Grateful Dead. Bagi lingkup nasional, kumpulan Puppen dan Homicide juga dapat jadi rujukan. Penjualan ragam merchandise mereka masih jalan meskipun tak lagi aktif berkarya.

Pemasukan dari hasil memasarkan album musik semata sekarang tak dapat lagi diandalkan. Mata pisau yang jadi pemangkasnya ialah versi unduh cuma-cuma alias bajakan dari karya musik mereka.

Bagi hasil dari layanan pengaliran musik pun belum terlampau signifikan, terutama untuk musisi atau band di kancah sidestream yang belum punya basis massa luas.

Tracy Lauren Marrow alias Ice T, rapper dan produser musik legendaris, dalam di antara kicaunya melewati akun @FINALLEVEL mencatat bahwa seorang seniman melulu menghasilkan selama 0,007 sen dari masing-masing lagunya yang terputar di Spotify.

Pada titik berikut hasil penjualan merchandise menjadi krusial. Terlebih dewasa ini kesadaran guna mengenakan kaos pribumi terus meningkat. Para peminat memafhumi bahwa melakukan pembelian kaos bajakan atau berlisensi sah tak menciptakan musisi idolanya mengantongi fulus sepeser pun.

Semisal Reland yang selalu melakukan pembelian kaos pribumi dari penjaja yang mengantongi lisensi untuk memasarkan merchandise band.

“Pernah sih sekali beli kaos The Stone Roses versi bootleg (bajakan,red.) masa-masa nonton mereka konser di Jakarta, 2013. Itu pun terpaksa sebab gue telah kehabisan kaos aslinya. Dan rasanya memang lain kalau gunakan kaos orisinal,” kata Reland beralasan.

Ada kehormatan hati tersendiri saat versi orisinal kaos band kesayangan menempel di badan. Sebagian justeru menganalogikannya sebagai fashion statement.

“Memakai kaos band laksana sebuah pengumuman bahwa lo menyenangi band tertentu. Kalau cuma memperhatikan albumnya kan susah untuk orang-orang memahami lo suka band apa,” ujar Soleh Solihun saat mendatangi kantor Beritagar.id dalam rangka promosi film Mau Jadi Apa? (21/11/2017).

Mantan wartawan musik yang sekarang menjadi pemain dan sutradara film tersebut mengaku punya selama 300an koleksi kaos band. Semua tersimpan apik dalam lemarinya. "Gue enggak terdapat niat memasarkan kaos-kaos gue itu," ujarnya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

sablon kaos kostum google chrome ungu

sablon kaos kostum google chrome maroon

sablon kaos kostum youtube ungu